Ini Penyebab Tak Menariknya Derby Manchester
DEWA168 - Bertolak belakang dengan ekspektasi, derby Manchester edisi ke-170 berjalan tidak menarik. Selain tak menghasilkan gol, peluang kedua kesebelasan pun minim: hanya enam tembakan selama 90 menit.
Terdapat sejumlah faktor yang membuat pertandingan berlangsung menjemukan tanpa peluang. City yang bertindak sebagai tim tamu tak bisa memainkan kedua penggawa utamanya, Sergio Aguero dan David Silva. Namun mereka diuntungkan dengan kembalinya dua pemain belakang mereka, Aleksandar Kolarov dan Vincent Kompany.
Permasalah yang dihadapi kubu tuan rumah berbeda. “Setan Merah” memang kehilangan Ashley Young yang masih menjalani perawatan, tapi toh mereka punya kedalaman skuat yang mumpuni. Lagi pula Young pun bukan pemain utama pada musim ini. Ia lebih banyak duduk di bangku cadangan atau turun menjadi pelapis jika ada yang absen.
Permasalahan utama MU adalah belum stabilnya permainan mereka. Beberapa pemain utama belum menunjukkan stabilitas permainan. Sebut saja Memphis Depay yang bermain jauh dari harapan. Padahal ia diboyong dengan status pencetak gol terbanyak Eredivisie pada musim lalu. Efeknya pun berlanjut di mana Anthony Martial mesti digeser ke sayap kiri dan menempatkan Rooney sebagai ujung tombak. Hasilnya mudah ditebak: MU kesulitan menyelesaikan peluang.
Mengunci Lewat Trio Gelandang City
Manuel Pellegrini secara mengejutkan menurunkan Fernandinho, Fernando, dan Yaya Toure secara bersamaan. Sesuatu yang tak biasa mengingat ketiga pemain tersebut biasa mengisi peran poros ganda secara bergantian. Bahkan saat sudah kehilangan Silva pun, ketiganya tak pernah turun bersamaan yakni di dua laga terakhir yang semua berakhir dengan kemenangan.
Jesus Navas yang sebelumnya mengisi pos sayap kanan terpaksa duduk di bangku cadangan, digantikan oleh Kevin de Bruyne yang bertukar posisi dengan Raheem Sterling di kiri. Sementara itu Yaya Toure ditempatkan di belakang striker, mengingat ia paling produktif dibanding Fernando dan Fernandinho.
Di lapangan, terlihat pemilihan pemain yang tak biasa dari Pellegrini ini berkaitan dengan taktik yang ia pakai. Penempatan Yaya di belakang striker ternyata berfungsi untuk memotong jalur umpan MU dari bek menuju ke Bastian Schweinsteiger atau Morgan Schneiderlin.
MU memang bermain dengan mengandalkan penguasaan bola menggunakan umpan-umpan pendek bahkan sejak dari kiper. David de Gea selalu berusaha mengirim umpan pendek ke bek ketimbang umpan jauh yang berisiko bola berpindah ke lawan.
Cara yang dipakai Pellegrini hampir sama dengan yang dilakukan oleh Arsenal ketika berhasil mengalahkan MU tiga gol tanpa balas beberapa waktu lalu, yakni membuat pertahanan sejak di area lawan namun tidak melakukan pressing agresif.
Ketika bek MU sedang menguasai bola, maka Wilfried Bony akan bergerak mengganggu, sedangkan Yaya memberi cover di sekitarnya. Bola menjadi banyak berkutat di area MU, jika sampai ke kaki Schweinsteiger maupun Schneiderlin pun seringkali harus dikembalikan ke belakang.
Cara ini membuat MU sama sekali tidak melakukan tembakan ke gawang di babak pertama. Serangan mereka menjadi sangat monoton karena Ander Herrera dan Juan Mata tidak banyak mendapai suplai bola. Taktik yang dipakai City tersebut membuat mereka terpaksa hanya bisa mengandalkan sayap melalui Martial ataupun Valencia yang hasilnya tak maksimal.
Sentuhan di Sepertiga Akhir yang Hilang
Selain berpengaruh besar dalam pertahanan karena membuat MU sulit membangun serangan, skema yang digunakan oleh Pellegrini di atas juga berefek di sektor penyerangan. Kecenderungan bola yang terus berada di daerah MU membuat City punya beberapa keuntungan. Sederhananya keberadaan bola dengan gawang lawan yang dekat membuat mereka punya peluang lebih besar menciptakan peluang.
Maka tak heran kemudian meski penguasaan bola dikuasai oleh tuan rumah, pada babak pertama Man City justru punya peluang lebih banyak sedangkan MU tidak ada sama sekali. Namun sayangnya pilihan menepikan Jesus Navas membuat area sepertiga akhir City terganggu kinerjanya.
Yaya Toure memang gelandang kuat, cepat, dan memiliki tendangan yang baik. Hanya saja ia tak bisa bermain sebagai pemain “No. 10″ jika harus bermain cepat khas City. Bermain cepat di sepertiga akhir memang tak melulu soal berlari, tetapi juga keputusan jitu tapi tanpa berpikir panjang.
Parahnya lagi, gelandang yang bisa melakukan hal tadi, De Bruyne dan Sterling, justru berdiri berjauhan. Di sinilah kehilangan Silva begitu terasa di permainan City, terutama sepertiga akhir. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, pada dua laga sebelumnya Navas lah yang dijadikan andalan.
Meski jika diamati gaya mainnya cenderung sebagai pemain sayap klasik, beroperasi hanya di sisi kanan saja. Tetapi kehadiran Navas di sisi kanan membuat Sterling dan De Bruyne berdiri berdekatan dan memudahkan umpan-umpan 1-2. Navas kemudian menjadi opsi lain untuk menyerang lewat kecepatan dan umpan silangnya.
Pellegrini sempat memasukkan Navas pada menit 55 tetapi ia justru menggantikan Sterling. Sang manajer sepertinya tak mau pertahanannya bongkar jika harus menarik salah satu gelandang bertahan ketika memasukan Navas. Hasilnya menjadi percuma kemudian karena situasinya menjadi tak jauh berbeda, bahkan bola sekarang justru sulit menuju sepertiga akhir.
Wayne Rooney yang Terlihat Tidak Berguna
Salah satu pemain yang mendapat sorotan di pertandingan kali ini adalah Wayne Rooney. Sang kapten dianggap bermain buruk sehingga membuat timnya gagal mendapatkan poin penuh. Sepanjang pertandingan ia hanya mampu melakukan 1 tendangan tepatnya di ujung laga itu pun gagal mengenai sasaran.
Akurasi umpannya hanya 55%, terburuk di antara pemain Man United lainnya. Ia juga enam kali kehilangan bola, terburuk dari semua pemain yang ada di lapangan. Catatan tersebut membuat Rooney menjadi terlihat tak berguna di lapangan.
Di skuat MU sebenarnya masih ada Martial namun ia terpaksa ditempatkan di sayap kiri karena penampilan Depay yang belum membaik dan Young sedang cedera. PermainanMU memang menyulitkan bagi striker mana saja, terutama pada babak pertama. Bagaimana Anda bisa bermain baik ketika sedikit mendapat asupan bola dan lebih banyak ke area-area yang memang sulit.
Tetapi kekurangan tersebut sebenarnya bisa ditutupi seandainya MU punya striker yang lebih cepat. Lini pertahanan City yang cenderung naik untuk membuat jebakan offside adalah makanan empuk bagi para penyerang yang hobi berlari.
Kesimpulan
Skema permainan kedua kesebelasan membuat pertandingan begitu menjemukan. Pellegrini agaknya ingin bermain aman dan lebih memilih mengamankan poin ketimbang menyerang habis-habisan yang justru berpotensi timnya kebobolan dan tak mendapatkan poin sama sekali. Ini terlihat dari diturunkannya tiga gelandang dengan kecenderungan bertahan. Pada babak kedua pun keadaan tak berubah. Pellegrini tetap fokus untuk bertahan.
Louis van Gaal mengungkapkan kekecewaannya usai pertandingan. Namun pertandingan ini menunjukkan kalau MU masih seringkali buntu saat kesulitan mencetak gol. Apabila hal ini tidak kunjung dibenahi, bukan tidak mungkin kekecewaan itu akan selalu muncul dalam tiap pertandingan.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ini Penyebab Tak Menariknya Derby Manchester
Reviewed by Dewa168
on
08.11.00
Rating:
Tidak ada komentar
Silahkan Tinggalkan Saran Dan Kritik Anda